Tata Cara Kepengurusan Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS) dan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) di RSUD Saiful Anwar
Dalam melamar
pekerjaan terkadang Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS) dan Surat Keterangan
Bebas Narkoba (SKBN) sangat dibutuhkan sebagai syarat administrasi
pendaftaran. Salah satunya dalam melamar CPNS. Para calon pendaftar diwajibkan melampirkan fotokopi SKBS dan SKBN yang sudah dilegalisir. Nah
disini saya akan sedikit berbagi pengalaman saya dalam membuat SKBS dan SKBN.
Perlu diketahui
untuk persyaratan melamar CPNS, SKBS dan SKBN haruslah dikeluarkan oleh rumah
sakit daerah milik pemerintah. Kalau alamat tempat tinggal di kota berarti kita
bisa membuat SKBS dan SKBS di rumah sakit umum daerah kota. Di Kota Malang terdapat
dua rumah sakit milik pemerintah, yaitu RSUD Kota Malang dan RSUD Saiful Anwar.
Kebetulan jarak rumah memang lebih dekat ke RSUD Kota Malang namun karena saya
harus mengurus SKCK Di Polres Kota Malang, jadi saya memilih untuk mengurus
SKBS dan SKBN di RSUD Saiful Anwar.
Minimnya
informasi tentang pembuatan SKBS dan SKBN membuat saya memilih untuk mencari
berbagai sumber di internet namun data yang saya dapatkan hanya sedikit,
sehingga saya putuskan untuk datang langsung ke RSSA sepulang kerja untuk
menanyakan jam pelayanan pembuatan surat-surat yang saya butuhkan. Sampai di
RSSA, saya langsung masuk parkir dan menuju ke dalam rumah sakit. Namun belum
sampai ke dalam, di pintu masuk saya dihadang oleh security karena bukan jam
besuk, sehingga saya hanya bisa mendapatkan
informasi dari security. Jam pelayanan SKBS dan
SKBN biasa dilakukan pada jam kerja mulai senin-jumat, 08.00-15.00 WIB di Poliklinik General Check Up di lantai dua. Security menyarankan saya untuk datang
lebih pagi karena harus mendaftar terlebih dahulu. Mendengar penjelasan pihak
security saya memutuskan untuk mengambil libur kerja sehari untuk mengurus SKBS
dan SKBN.
Sesuai dengan
saran security yang saya temui, saya memutuskan untuk datang lebih awal setelah
mengambil izin kerja. Jam 7 pagi saya sudah berada di RSSA. Saya langsung
menuju lantai dua. Naik ke lantai dua bisa menggunakan tangga ataupun lift. Hari masih pagi sehingga saya putuskan untuk naik tangga, sekaligus olahraga. Saya sedikit terkejut dengan kondisi sepanjang koridor area
tempat pendaftaran yang sangat padat. Banyak orang memenuhi ruangan, bahkan ada yang harus duduk di lantai karena tidak mendapat tempat. Saya
mendadak bingung harus kemana karena ada banyak loket yang tersedia sedangkan
bagian informasi kosong tidak ada petugas. Saya memutuskan untuk berkeliling
dan bertemu dengan petugas pengambil nomor antri, saya diarahkan untuk mengisi
form yang tersedia di meja khusus dan langsung ke loket pendaftaran yang berada
disebelah kanan pojok ruangan. Waktu yang saya butuhkan untuk pendaftaran tidak
lama karena antrian hanya sedikit, hanya lima menit. Setelah itu saya langsung ke kasir, di
sebelah loket pendaftaran dan membayar biaya sebesar Rp.12.000,-
Petugas langsung
mengarahkan saya menuju Poliklinik General Check Up. Posisi ruangan berada di
sebelah kanan kasir langsung lurus lalu belok kiri. Didalam ruangan saya
mengutarakan maksud dan tujuan, kemudian petugas memberikan form untuk diisi
lalu saya disuruh untuk kembali ke kasir untuk membayar biaya sebesar
Rp.100.000,-. Sekembalinya dari kasir saya disuruh untuk duduk terlebih dahulu
untuk menunggu. Kurang lebih sejam saya menunggu, saya tidak tahu apakah dokter
belum datang atau berkas saya masih dicek ulang, padahal hanya saya yang mengurus surat di ruangan tersebut. Seorang petugas bahkan ada yang baru
datang pukul 8.20 WIB, kemudian masih mengobrol satu sama lain. Tiba-tiba ada
beberapa orang berseragam PNS masuk, mereka membawa form yang sama seperti
saya, tetapi petugas malah mendahulukan mereka. Saya mulai merasa tidak
nyaman dengan pelayanan yang ada, selang beberapa saat setelah beberapa orang
PNS tersebut selesai baru nama saya dipanggil. Lagi-lagi saya diberi form yang
sama yang sudah sebelumnya saya isi. Saya langsung menolak dan mengembalikannya kepada
petugas. Lalu saya langsung disuruh masuk. Saya menunggu sebentar kemudian baru
mendapatkan pelayanan, diantaranya cek darah, jantung dan paru-paru, cek berat dan
tinggi badan. Dianjurkan sebelum melakukan cek kesehatan tidak mengkonsumsi
obat ataupun vitamin. Setelah selesai pengecekan dokter mengarahkan saya
langsung ke Laboratorium di lantai satu untuk tes narkoba.
Masuk
laboratorium saya mengambil antrian, beberapa saat kemudian nama saya dipanggil
saya diminta membayar biaya sebesar Rp.275.000,- Lagi-lagi saya mendapat
perlakuan tidak mengenakan dari petugas. Petugas meminta saya mengisi kuisioner
pelayanan. Beliau dengan kasar memberikan sebendel kertas kuisioner, saya pikir
ada banyak pertanyaan berlembar-lembar yang harus saya isi sehingga saya
membawanya lalu duduk untuk mengisi, setelah saya cek ternyata lembar-lembar
lainnya berisi pertanyaan yang sama, saya heran kenapa petugas tidak menginfo di awal atau langsung memberikan
selembar kuisioner saja. Setelah selesai saya mengembalikan kuisioner kepada
petugas. Lalu saya diminta langsung masuk ruang periksa. Saya diberikan botol
kecil yang digunakan untuk mengisi air seni. Setelah selesai saya bisa langsung
meninggalkan lokasi. SKBS dan SKBN jadi keesokan harinya dengan membawa
kuitansi merah untuk pengambilan pada jam 13.00-15.00 WIB. Surat bisa langsung
difotokopi dan dilegalisir di bagian tata usaha lantai tiga.
Jujur saya sedikit kecewa dengan pelayanan yang diberikan RSSA Malang, ada banyak hal yang bisa diperbaiki terutama dalam pelayanan. Semoga ke depannya bisa lebih baik.
Komentar
Posting Komentar
Comment