ETIKA FILSAFAT DAN KOMUNIKASI: Analisis Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Praktek Materi Komunikasi Public Relations

Filsafat Ilmu Komunikasi diartikan sebagai “kegiatan berpikir dan mengkaji secara lebih mendalam, cermat, dan kritis terhadap proses komunikasi yang meliputi ontologinya, epistemologinya maupun aksiologinya dan mencoba memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses komunikasi tersebut.” (Kriyantono 2012: 47)
Dalam hal ini, filsafat komunikasi berarti menggali secara mendalam baik segala hal maupun fenomena komunikasi itu sendiri. Hal ini dapat bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru atau bahkan memperbarui dan menyempurnakan teori yang sudah ada. Kegiatan berfilsafat ini berdasarkan keingintahuan dan keragu-raguan manusia akan segala sesuatu yang berada di sekitarnya secara khusus fenomena komunikasi yang didalamnya meneliti hasil hubungan dan interaksi antarmanusia yang mana interaksi tersebut merupakan objek material ilmu komunikasi. Sedangkan objek formal dalam “ilmu komunikasi adalah segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dalam kehidupan manusia.” (Kriyantono 2012: 48)
Filsafat ilmu komunikasi mempertanyakan bagaimana aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi komunikasi. Secara ontologi, komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linear antara komunikator dan komunikan yang saling bertukar pesan melalui media yang mereka gunakan dan terus berkembang seiring dengan perubahan yang faktor manusia yang mulai diperhitungkan. Komunikasi yang awalnya hanya dipandang satu arah berkembang sedemikian rupa hingga menghasilkan berbagai macam bentuk komunikasi yang diantaranya yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi publik.
Dalam aspek epistemologi, ilmu komunikasi dikaji lebih mendalam. Para ilmuwan menanyakan bagaimana proses membangun pengetahuan atau teori-teori. Hal tersebut diwujudkan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana ilmu komunikasi itu sendiri. Sedangkan dalam aspek aksiologi, ilmu komunikasi dipandang dari sisi nilai kajian dan etika tentang apa dan bagaimana pengaruh ilmu tersebut dalam masyarakat yang tujuannya bisa sebagai kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment. (Kriyantono, 2012: 70)
Adapun objek kajian ilmu komunikasi terbagi menjadi tiga materi komunikasi, yaitu, komunikasi massa, Public Relations, dan komunikasi Bisnis. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai analisis materi komunikasi Public Relations.
International Public Relations Association (IPRA) menyatakan bahwa,
PR merupakan fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya, yang melibatkan manajemen problem, membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisi dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya. (Rumanti, 2005: 10)
Dari definisi tersebut dapat saya simpulkan bahwa public relations adalah fungsi managemen yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik secara teratur antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. PR muncul sebagai gabungan dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, komunikasi dan lain-lain sebagai hasil perkembangan masyarakat global dan modern yang menyadari akan berkomunikasi dan bagaimana berelasi antara satu orang dengan yang lainnya dalam lingkungan organisasi. Kemajuan teknologi yang begitu pesat juga mendorong perkembangan kemajuan public relations dalam teori dan praktiknya. Manusia semakin menyadari bagaimana pentingnya relasi organisasi dengan masyarakat sebagai alat untuk merealisasikan sasaran yang ingin dicapai sesuai tujuan yang telah ditentukan.
Untuk analisis lebih lanjut, saya memberikan salah satu studi kasus tentang bagaimana peranan PR dalam perusahaan.
PERAN PUBLIC RELATIONS PT. TELKOM DIVRE IV JATENG & DIY DALAM MENGATASI KONFLIK INTERNAL PERUSAHAAN

Telkom merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki jumlah karyawan cukup besar dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Adanya perbedaan keinginan dari setiap karyawan mampu memicu munculnya konflik dalam perusahaan. Salah satu contoh konflik internal perusahaan yaitu demo yang terjadi di halaman gedung Telkom Divre pada 1 Maret 2010. Penyebab utama munculnya demo ini adalah karyawan merasa keberatan dengan kebijakan penurunan gaji yang dilakukan oleh perusahaan pada 48 karyawan yang terkena penurunan jabatan sebagai akibat transformasi jabatan yang dilakukan perusahaan pada 1 Februari 2010.
Dalam kasus ini peranan seorang PR sangat penting untuk mengatasi konflik dan menjembatani perusahaan dengan karyawan untuk memperoleh pemecahan masalah guna menemukan titik temu yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak serta sebagai wujud menjaga citra baik perusahaan baik di mata karyawan dan perusahaan lain serta di masyarakat.
Dalan kajian ontologi, seorang PR harus bisa menemukan apa yang menjadi permasalahan inti yang dihadapi oleh karyawan dan perusahaannya. Berdasarkan empat isu penting dalam kajian ontologi dapat saya jabarkan sebagai berikut:
1.      Sejauh mana manusia membuat pilihan-pilihan nyata?
Setiap orang mempunyai kesempatan untuk membuat pilihan dalam kehidupan mereka , hal ini bergantung pada lingkungan dan kondisi-kondisi sebelumnya dan manusia sebagai entitas yang mengambil keputusan dalam mempengaruhi dirinya untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dalam permasalahan diatas, adalah wajar ketika para karyawan berdemo dan menuntut karena terjadi penurunan gaji terhadap beberapa karyawan yang dinilai tidak adil. Karyawan bisa bertindak demikian karena merasa kehidupannya bergantung dari pekerjaan mereka, sehingga sangatlah wajar apabila mereka memperjuangkan hak mereka terhadap perusahaan. dalam hal ini, tugas seorang PR juga harus mampu melihat, memilih dan mengambil keputusan guna menemukan solusi dengan memandang tidak hanya pada arah kebaikan perusahaan tetapi juga kebaikan karyawan sebagai sumber daya perusahaan.
2.      Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan atau sifat?
Keadaan adalah kondisi-kondisi temporer yang memungkinkan manusia untuk berubah. Karakter manusia sangatlah dinamis, setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam kasus diatas, seorang PR harus bisa mengerti dan mampu mengendalikan kondisi yang terjadi pada karyawan. PR harus bisa menghandel apa yang diinginkan karyawan guna meredam amarah dan mencairkan suasana tegang yang terjadi.
3.      Apakah pengalaman manusia semata-mata bersifat individual atau sosial?
Manusia disebut sebagai seorang individu tetapi juga makhluk sosial jika dilihat dari pola interaksinya dengan orang lain. Dalam memahami persoalan karyawan, seorang PR harus mengeti apa yang menjadi keinginan masing-masing karyawannya lalu mengambil satu kesimpulan yang mencangkup semua kebutuhan karyawannya kemudian diapresiasikan bisa dalam bentuk kebijaksaan baru yang tentunya tidak bertabrakan dengan kepentingan perusahaan tetapi mampu memberikan kenyamanan bagi karyawan.

Dalam kajian epistemologi, disini seputar pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan termasuk bagaimana metode mencari pengetahuan tersebut. Dalam permasalahan PT. Telkom diatas, Public Relations harus mencari cara terbaik untuk menyelesaikan problema perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara penyelesaian konflik seperti dalam teori pendekatan terhadap resolusi konflik, diantaranya kerja sama, seorang PR harus mampu menyatukan seluruh komponen dalam organisasi atau lembaga dalam mengatasi sebuah konflik. Akomodasi, suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial antara pribadi maupun kelompok untuk meredakan konflik yang terjadi. Kompromi, persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk kedua belah pihak. Mediasi, bagaimana seorang PR mampu menjadi penengah dalam konflik yang terjadi. PR bisa menjadikan salah satu cara tersebut sebagai alat untuk menyelesaikan konflik.
Dalam kajian aksiologi, yaitu pertanyaan seputar nilai dan manfaat yang didapat dari sebuah ilmu. Disini, seorang PR dalam menyelesaikan sebuah konflik harus berorientasi pada hasil akhir yang mampu memberikan dampak positif abik kepada perusahaan dan karyawannya.
Menurut Cutlip Center & Canfield (2012), adapun fungsi seorang PR dalam perusahaannya, diantaranya:
1.      Menunjang aktivitas utama menagemen dalam mencapai tujuan bersama.
2.      Membina hubungan yang harmonis antara badan dengan publiknya
3.      Mengidentifikasi segala sesutatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi.
4.      Melayani keinginan publik dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan managemen.
5.      Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisai ke publiknya.
Sedangkan sebagai fungsi manajemen menurut Majelis PRSA, 6 Nopember 1982, dalam pernyataan resminya tentang PR dari Public Relations Society of America, hubungan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini:
  1. Mengantisipasi, menganalisa, dan menerjemahkan, pendapat publik, sikap dan masalah yang mungkin berdampak baik ataupun buruk terhadap jalan serta rencana organisasi.
  2. Memberi memberi anjuran kepada manajemen pada semua jenjang di dalam organisasi, dengan memperhatikan keputusan kebijaksanaa, rangkain tindakan, dan komunikasi dengan memperhitungkan percabangan masyarakatnya dan tanggung jawab sosial atau tanggung jawab kewarganegaraan,
  3. Meneliti, melaksanakan dan mengevaluasi program tindakan dan komunikasi secara berkelanjutan agar masyarakat yang diberi informasi memperoleh pemahaman, sehingga dicapai tujuan organisasi. Program-program itu dapat mencakup pemasaran, keuangan, pengumpulan dana, hubungan dengan karyawan atau pemerintah, dan lainnya
  4. Membuat rencana dan menerapkan upaya organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan umum.
  5. Menentukan sasaran, membuat rencana, membuat anggaran, menyaring dan melatih staff, mengembangkan fasilitas. Singkatnya, mengelolah sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan semua yang diatas.
Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi.
Dalam permasalahan ini komunikasi internal dengan karyawan menjadi kunci utama suksesnya program perusahaan. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan managemen dan begitu pula sebaliknya yang seharusnya. Perusahaan harus bisa menerapkan asas keterbukaan tentang apa saja yang terjadi dalam perusahaan. Keterbukaan ini dapat meliputi program informasi kepada karyawan terkait praktik perusahaan dimana  mereka memiliki kepentingan pribadi, seperti pekerjaan, kondisi pekerjaan, tunjangan tambahan, produk baru, penelitian dan pengembangan, keuangan perusahaan, gaji, perluasan pabrik, personalia, promosi dan masalah lain yang memengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan. Apabila tidak diberikan informasi seperti itu, yang terjadi adalah seperti kasus PT. Telkom diatas, karyawan akan membuat asumsi sendiri, yang mungkin salah, atau mereka mendengarkan sumber dari luar, yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat.
Moore dalam bukunya yang berjudul Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi menyatakan bahwa
“Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijasanaan personalis yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai, kesempatan untuk memperoleh kemajuan, penghargaan terhadap prestasi, pengawasan yang baik, kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang diinginkan kepada karyawannya.” (Moore 2004: 346)

Tentunya para karyawan tidak akan merasa nyaman dalam bekerja apabila perusahaan memberikan gaji kecil, pekerjaan yang banyak dan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

Setiap orang termasuk seorang  PR memiliki kebebasan untuk menyampaikan sebuah pemberitaan. Salah satu kegiatan PR adalah human relations artinya komunikasi persuasif yang dilakukan oleh PR kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi sehingga menimbulkan kebahagian dan kepuasan hati pada dua pihak. Namun dalam penyajian informasi kepada khalayak terkadang seorang PR bertabrakan dengan kebenaran yang sesungguhnya untuk menjaga citra perusahaan.
Untuk membuat dan mempertahankan citra yang baik sangatlah sulit ketimbang merusak dan menghancurkannya sehingga tidak jarang perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk terhindar dari segala isu atau hal negatif yang dapat menghancurkan reputasi maupun citra perusahaan meskipun terkadang dalam hal ini peranan seorang PR mau tidak mau harus ikut menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Terkait keterbukaan, tidak semua informasi dibuka setransparan mungkin, ada batasan-batasan yang mungkin pihak diluar managemen tidak bisa mengetahuinya.
Selain itu, dalam membina hubungan yang baik, PR juga harus menjalin relasi yang baik pula dengan media massa. Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Public Relations, menyatakan tentang definition of press relations. The role of press relations is to achieve maximum publication or broadcasting of PR information in order to create knowledge and understanding (1991: 92). Batasan Jefkins mengenai peranan hubungan pers adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang informasi PR yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan menciptakan pengertian publiknya.
Press relations adalah salah satu bagian dari PR, hubungan pers tidak hanya terbatas kepada pers, tetapi termasuk semua media yang memuat berita seperti pers (surat kabar/majalah), radio, televisi, dan cinema newsreel. Penting dalam sebuah kegiatan PR menjalin hubungan pers atau media relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter surat kabar. Perlakuan yang berdasarkan like dan dislike dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan adanya berita-berita yang tidak akurat, bahkan berita yang tidak benar tentang organisasi yang mungkin dapat membawa kerugian. Hubungan pribadi antara PR dan pers tidak berarti harus melacurkan profesi masing-masing dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Misalkan berita-berita yang sebenarnya tidak layak muat atau terjadi distorsi dalam pemuatannya akan membohongi pembaca. Baik pers maupun PR harus tetap proposional dalam pemuatan dan penyiaran berita. Dalam pengertian pers menyiarkan berita untuk kepentingan sebagian besar pembacanya, bukan malah menjadi juru bicara atau kepanjangan tangan PR.
Begitu pula PR tidak memaksakan kehendak atau mendapat perlakuan istimewa agar setiap informasi PR harus selalu dimuat atau disiarkan, yang sebenarnya tidak layak berita. Kaitan PR dengan pers atau media massa harus tetap erat, karena PR tidak dapat meninggalkan pers sebagai sarana informasi publik PR, sebaliknya pers membutuhkan informasi resmi, akurat dan lengkap, biasanya didapatkan dari PR. Jadi semacam pertalian yang bersifat simbiosis.
Adapun fungsi PR yang dilaksanakan dengan baik akan menjadi alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, dan suasana kerja kondusif. Baik filsafat, pengertian dan sejarah maupun fungsinya PR berakar pada pola pikir pragmatis dan harmonis, terutama dalam kaitannya menimimalisir konflik dengan mengutamakan pendekatan, komunikasi timbal balik akan sangat membantu menemukan strategi bagaimana mengatasi konflik yang terjadi. PR harus menyadari bahwa komunikasi yang baik dan etis serta hubungan manusiawi marupakan alat dalam mengatasi hubungan yang tegang. Hal ini terjadi karena adanya saling pengertian dan kepercayaan. Artinya mengakui bila ada kesalahan, kekeliruan tetapi menyadari bahwa ada kemungkinan untuk mengadakan perbaikan demi perkembangan yang akan lebih menguntungkan semua pihak.
Dalam mewujudkan harmoni perusahaan, masing-masing bagian dalam perusahaan harus mengusahakan yang terbaik. Perusahaan pasti memiliki keinginan dan target perusahaan yang ingin dicapai (das wollen) untuk mewujudkan kondisi yang ideal dalam perusahaan yang sesuai dengan visi dan misi (das sollen). Hal tersebut tentunya harus diwujudkan dalam  sistem operasional kerja perusahaan yang nyata (das sein). Sebagai seorang PR, fungsi PR juga menentukan bagaimana perusahaan itu berkembangan karena PR dapat dikatakan sebagai perpanjangan tangan antara perusahaan dengan karyawan dan masyarakat.
Sikap PR, perlu dianalisis dalam menyangkut perubahan yang terjadi seiring dengan perkembangan perusahaan, perlu adanya perencanaan yang terencana, bagaimana dapat direalisasikan, siapa dan apa saja yang harus dilakukan, kapan terjadi, dan bagaimana kelanjutannya.

Bagi PR, menyadari citra baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi tetapi juga terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kriyantono, Rachmat. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Malang: UB Press.
Greener, Tony. (2002). Kiat Sukses Public Relations. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Simandjuntak, John. P. (2003). Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Parsons, Patricia J. (2007). Etika Public Relations. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. (2007). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rumanti, Maria Assumpta. (2005). Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktek. Jakarta: Grasindo.
Moore, Frazier. (2004). HUMAS: Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Jefkins, Frank. (1992). Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Komentar

Postingan Populer