ISU KOMUNIKASI KOTEMPORER: Komunikasi Spiritual dalam Kekristenan

Menurut saya, komunikasi spritual adalah hubungan interaksi manusia dengan penciptanya, bagaimana manusia menjalin hubungan yang khusus kepada sesuatu yang dipercayai maupun diyakini, hal ini berkaitan dengan keyakinan masing-masing individu dalam kepercayaan tertentu mengenai sesuatu yang sifatnya transidental namun dapat dirasakan dan disadari.
Semua ini bermula pada panciptaan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan lainnya. Manusia mempunyai akal untuk berpikir dan budi untuk mempertimbangkan sesuatu yang baik dan buruk. (Kejadian 1:26-27) Perkembangan jaman dan perkembangan pemikiran manusia membuat manusia semakin menyadari adanya kekuatan yang lebih besar yang melebihi pemikiran manusia itu sendiri yang tidak bisa dijangkau dengan pikiran manusia. Manusia mulai memikirkan penciptanya yang kemudian terus berkembang menjadi sebuah keyakinan dan kepercayaan yang sampai sekarang masih tertanam kuat pada diri manusia dengan sebutan agama.
Dalam Kekristenan, menurut saya komunikasi spiritual adalah bagaimana manusia menjalin hubungan yang khusus dengan Tuhan secara terus-menerus. Ada dua hukum yang paling utama dalam Kekristenan, Tuhan Yesus mengatakan dalam kitab Matius 22:37-40
“Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang utama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Dari nas Alkitab ini, saya menyimpulkan beberapa hal, yang pertama mengenai hakikat Allah itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
·         Allah Pencipta. Allah sebagai sumber hidup dan keberadaan kita. Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup kita. Sehingga kita harus  memuliakan Allah, bersyukur dan percaya melalui beribadah kepada Tuhan.
·         Allah Penyelamat. Allah adalah kasih. Kita percaya kepada Allah yang mengasihi manusia yang berinisiatif mencari dan mendatangi manusia oleh karena kasihNya yang persuatif.
·         Allah pembaharu CiptaanNya. Manusia percaya kepada kuasa Allah yang tidak terbatas. Kuasa Allah melalui Roh Kudus dapat memperbaharui dan membawa pembaharuan terhadap kehidupan persekutuan orang percaya kepadaNya.

Yang kedua mengenai manusia itu sendiri. Pembicaraan tentang manusia adalah hal yang sangat pokok dan sentral dalam kekristenan, karena manusia adalah pusat kehidupan beragama dan ada pada pusat pengambilan keputusan etis. Pembahasan tentang manusia dari perspektif Kristen dapat menolong kita untuk memahami berbagai aspek dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, maupun pengembangan ilmu dan teknologi modern, termasuk berbagai permasalahan yang muncul dalam berbagai kehidupan manusia.
Pada dasarnya manusia ditempatkan oleh ALLAH dalam hubungan multidimensional (berdimensi banyak), yaitu dengan Allah, dengan sesama dan diri sendir dan dengan alam semesta. Berkaitan dengan hal ini, manusia mempunyai beberapa segi rohani, yang terdiri atas:
·         Jiwa. Keseluruhan dari manusia, hidup atau mati & mengacu apada bagian rohani manusia dengan berbagai macam perasaan & merupakan fokus utama dari penebusan & penebusan rohani (Imamat 17:11, Kel. 21, 23)
·         Roh. Berasal dari ALLAH dan semua manusia memilikinya serta bersangkutan hanya pada bagian non-materi dari manusia. (Bilangan 16:22)
·         Hati. Wadah kehidupan intelektual, kehidupan rohani, kehidupan emosi dan kemauan (Ibrani 4:12 ; Roma 10:9-10 ; Ulangan 4:29 ; Efesus 3:17)
·         Pikiran. Terlibat dalam memutuskan perkara yang meragukan, dalam mengejar kesucian, dalam memahami kehendak Tuhan dan mengasihi (Lukas 24:45 ; Roma 12:2)

Berdasarkan beberapa hal tersebut, saya menyimpulkan bahwa manusia tidak bisa terlepas dari Sang Penciptanya. Dan dalam hal ini hubungan komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan beribadah kepadaNya baik dalam bentuk memberikan pujian sebagai syukur atas talenta dan kemampuan yang sudah Tuhan berikan, berdoa kepadaNya sebagai bentuk utuh atas komunikasi transidental itu sendiri dan sebagai bentuk penyerahan diri dan pengucapan syukur atas kehidupan serta menolong sesama manusia. Hal ini sesuai dengan nas Alkitab yang sudah disebutkan diatas, bahwa sudah seharusnya manusia itu berkomunikasi dengan Tuhan, dan tidak hanya dengan Tuhan saja namun juga dengan manusia sesamanya serta alam semesta yang juga sama-sama merupakan ciptaanNya. Jika manusia mampu memenuhi komunikasi ini, maka dampak yang akan didapatnya adalah kehidupan manusia yang damai sejahtera baik dalam hati, pikiran dan tindakan dalam berkehidupan di dunia.

Komentar

Postingan Populer