MANAJEMEN CITRA: Analisis Kasus Pencitraan PT. Sinar Mas Group
Pendahuluan dan
Permasalahan
Sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan
operasional tidak dapat terhindar dari human error, system error,
alasan sosial, bencana alam dimana faktor-faktor
tersebut dapat memicu munculnya krisis pada pencitraan suatu produk barang atau
jasa apabila tidak ditangani dengan benar. Sebuah
kesalahan operasional yang menyangkut kepentingan
publik dapat menjadi isu,
dimana apabila tidak ditangani dengan baik akan menjadi bola salju yang semakin
membesar dan berkembang sehingga menjadi opini publik yang semakin sulit
dikontrol dan
menimbulkan masalah
yang dapat berakibat pada kerugian secara financial yang berkaitan dengan
penurunan penjualan maupun biaya yang dikeluarkan untuk memulihkan citra
perusahaan atau produk ataupun non material seperti kerugian brand.
Indonesia merupakan negara yang memilik
prosentasi wilayah hutan terluas di dunia sekaligus mencatatkan rekor sebagai
Negara dengan kerusakan hutan paling cepat di dunia. Guniness Book of Record
mencatat kerusakan hutan 2% setiap tahunnya. Selama hamper 50 tahun 75 hektar
lahan hutan di Indonesia dirusak. Mayoritas kerusakan disebabkan oleh penanaman
tanaman kelapa sawit untuk memproduksi minyak, kertas, dsb. Sinar Mas Group
adalah produsen terbesar minyak sawit, pulp dan kertas di Indonesia. Di sektor
kelapa sawit, kekuasaan grup usaha ini telah mencapai 406.000 hektar lahan
perkebunan kelapa sawit dan mengklaim diri sebagai perusahaan minyak sawit dengan
lahan simpanan yang paling luas di dunia.
Dilihat dari cara-cara yang sudah
dilakukan dan lokasi lahan simpanan yang berada di areal hutan tropis, sebagian
besar ekspansi lahan ini akan menyebabkan deforestasi, sejumlah lahan gambut
yang mengandung karbon jumlah besar serta mengancam habitat orangutan. Oleh
karena itu banyak perusahaan yang akhirnya membatalkan kontrak dengan Sinar Mas
arena potensi untuk merusak alam perhutanan di Indonesia, bahkan bertentangan
dengan kegiatan corporate social responsibility (CSR).
Catatan buruk yang dimiliki grup
usaha ini dalam industri pulp dan kertasnya juga terekam dengan baik dan telah
menyebabkan beberapa perusahaan menolak untuk melakukan bisnis dengan anak
perusahaannya, Asia Pulp dan Paper (APP). APP adalah produsen pulp dan kertas
terbesar Indonesia dan terus memperluas lahan perkebunannya ke dalam hutan.
Rencana ekspansi lahan ini sekarang mengancam satu-satunya areal pelepasan
orang-utan yang berhasil ditangkar di Indonesia, yang lokasinya berada di Sumatera.
Karena perusakan demi perusakan yang
dilakukan oleh Sinar Mas, sebuah komunitas pelestari lingkungan melakukan
teguran keras kepada Sinar Mas Group, yaitu Greenpeace. Sebuah pergerakan yang
sempat membuat nama Sinar Mas Group tercemar karena ulahnya di beberapa media
yang menentang keras operasional Sinar Mas Group yang melakukan penebangan
hutan dan memperluas area kelapa saawit yang mengganggu ekosistem hutan dan
habitat orang-utan sebagai satwa yang dilindungi di Indonesia.
Analisis
masalah
Pada kasus diatas, Semua pemberitaan yang
terpublikasikan baik di media elektronik dan cetak adalah bersifat negatif.
Inti dari pemberitaan tersebut adalah agar masyarakat tidak menggunakan produk
Nestle, yang notabene bekerja sama dengan PT Sinar Mas. Meskipun sebenarnya
kontrak kerjasama antara Nestle dan PT Sinar Mas telah diputus secara sepihak
dan tidak diperpanjang. Namun, Green Peace tetap mendorong masyarakat agar
tidak menggunakan produk Nestle.
Hal ini tentunya bukan hanya merugikan perusahaan yang menjadi
konsumen utama dari produk
kelapa sawit tersebut seperti Nestle dan Unilever, tetapi kerugian besar dialami
oleh PT Sinar Mas sebagai produsen utama. Imbasnya, masyarakat menganggap bahwa
isu penghancuran hutan yang dilakukan oleh PT Sinar Mas didukung juga oleh
perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut.
Dengan dampak besar yang menimpa PT Sinar Mas
tersebut, maka PT Sinar Mas harus
memikirkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dalam hal ini,
peran Public Relations dan manajemennya memang memiliki andil yang cukup besar
dalam mengatasi permasalahan ini, karena bukan hanya berhubungan dengan
komunitas saja yang harus diperbaiki (seperti Green Peace dan semua LSM yang
berafiliasi atau follower mereka di blog ataupun social media) tapi juga
bagaimana menjaga hubungan baik dengan media agar tidak memberitakan hal yang
negatif serta memojokkan PT
Sinar Mas, serta bagaimana tetap
menjalin hubungan yang baik dengan costumer seperti Nestle dan Unilever.
Dalam hal ini perusahaan harus memberikan klarifikasi
terlebih dahulu secara terbuka kepada masyarakat untuk meluruskan apa yang
sebenarnya terjadi agar permasalahan tidak semakin meluas, selain itu
perusahaan harus mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan persoalan ini agar
citra perusahaan dapat stabil dan tetap terjaga. Selain itu, perusahaan juga
harus mempertimbangkan dampak yang memang sangat signifikan apabila menjarah
hutan yang merupakan tempat tinggal binatang liar, perusahaan harus mencari
jalan keluar atau terobosan untuk mengakali bagaimana menjalankan produksi
tanpa merusak alam dan mendapat dukungan bukan tentangan dari masyarakat guna
memperbaiki citra dan menjalankan aktivitas produksi sebaik mungkin.
Komentar
Posting Komentar
Comment