MANAJEMEN KRISIS: Krisis dan Analisis Jurnal La Plant
Tulisan
ini berisi hasil review saya terhadap buku “Public Relations & Crisis
Management: Pendekatan Critical Public Relations, Etnografi Kritis dan
Kualitas, 2012 yang ditulis Rachmat Kriyantono” dan jurnal La Plant mengenai
krisis yang terjadi pada perusahaan Dow Corning. Tujuan review ini adalah untuk
mengindentifikasi karakter krisis, isu, rumor dan gosip dan penangannya oleh
Public Relations.
Karakter Krisis
Krisis
merupakan suatu masa yang kritis berkaitan dengan suatu peristiwa yang
kemungkinan pengaruhnya negatif terhadap perusahaan. (Kriyantono 2012:174). Dan
krisis sendiri menurut Kriyantono mempunyai beberapa tahapan diantaranya:
1. Peristiwa
yang spesifik. Penyebab krisis dapat diketahui. Tetapi dimungkinkan suatu
organisasi dapat mengalami dua atau lebih macam krisis.
2. Bersifat
tidak diharapkan dan tidak dapat terjadi setiap saat. Krisis tidak diharapkan
karena dapat menghasilkan kerusakan, ancaman, menimbulkan korban jiwa, dan
dapat mengubah sistem sosial-budaya dan bersifat tidak terduga artinya
organisasi tidak dapat memastikan kapan krisis tersebut terjadi.
3. Krisis
menciptakan ketidakpastian informasi. Pada tahap awal krisis biasanya muncul
rumor. Rumor adalah informasi yang tidak jelas dari mana asalnya dan
kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Menimbulkan
kepanikan. Kepanikan bisa muncul akibat ketidakpastian dan kekurangan
informasi.
5. Menimbulkan
dampak bagi operasional organisasi dan berpotensi menimbulkan konflik.
Berdampak pada perusahaan seperti penurunan profit dan kepercayaan masyarakat.
Krisis memunculkan pro dan kontra serta debat publik akibat pemberitaan media
massa dan perhatian publik yang terus-menerus.
Sedangkan
isu atau gosip atau rumor adalah segala bentuk informasi yang beredar mengenai
perusahaan yang pastinya berbahaya bagi perusahaan apabila tidak ditanggulangi
dengan cepat karena dapat menimbulkan krisis. Menurut saya isu memiliki
karakteristik antara lain, isu merupakan akibat dari interaksi lingkungan, isu dapat
berkembang secara tidak terduga apabila tidak ditangani dengan cepat, isu dapat
mempengaruhi persepsi maupun opini masyarakat,isu tidak dapat diketahui siapa
pembuat dan bagaimana penyebarannya.
Bagaimana
isu dapat menghancurkan citra perusahaan, La Plant mengambil kasus dari
perusahaan Dow Corning yang mengalami krisis berkaitan dengan produknya. Dow
Corning gagal dalam memanajemen krisis yang awalnya hanya sebatas isu yang
beredar di masyarakat terkait produk silikonnya yang dituding tidak aman dan membahayakan
kesehatan wanita. Perusahaan ini hanya mencoba bertahan dari klaim-klaim itu
dengan menggunakan data ilmiah untuk menjelaskan secara rasional bahwa
produknya aman. Karena tidak adanya manajemen krisis yang baik, reputasi
perusahaan jatuh. Berbagai tuntutan hukum menjerat Dow Corning yang kemudian
membuatnya bangkrut.
Jika
diurutkan melalui tahapan krisis menurut Gaunt & Ollenburger (1995) dalam
buku Rachmat Kriyantono halaman 159 meliputi:
a. Tahapan
Origin (potential stage). Pada tahap ini, seseorang atau kelompok
mengekpresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini. Di tahap ini,
dimungkinkan mereka melakukan tindakan-tindakan tertentu berkaitan dengan isu
yang dianggap penting. Dalam kasus Perusahaan Dow Corning, stage pertama yaitu
ketika mulai beredarnya isu mengenai produksi implan payudara perusahaan Dow
Corning yang tidak sehat dan membahayakan kesehatan wanita.
b. Tahapan
Mediation and Amplification (Imminent stage/emerging). Pada tahap ini, isu
berkembang karena isu-isu tersebut telah mempunyai dukungan publik, yaitu ada
kelompok-kelompok yang lain saling mendukung dan memberikan perhatian. Pada
tahap ini organisasi mesti mulai berupaya mengola arus informasi yang aktual,
benar, berbasis data dan membuka saluran komunikasi dua arah.
c. Dengan
tujuan agar isu tidak membesar melalui pemberitaan media. Dalam kasus
perusahaan Dow Corning, stage kedua ini adalah ketika isu berkembang semakin
besar karena tidak ditangani oleh Dow Corning, Dow Corning hanya menyangkal isu
tersebut sehingga semakin banyak protes dari berbagai kalangan khususnya wanita.
d. Tahapan
Organization. Tahap ini publik mulai mengorganisasikan diri dan membentuk
jaringan-jaringan. Current stage, isu berkembang menjadi lebih populer karena media
massa memberitakannya berulang kali dengan eskalasi tinggi dan ditambah
interkasi di media sosial dan jaringan. Critical
stage dimana ada pihak setuju dan menentang yang mana mereka saling
mempengaruhi kebijakan untuk semakin terlibat. Pada tahap current stage, akibat dari kurangnya perhatian dan sikap acuh
perusahaan Dow Corning dalam mengatasi isu yang ada, media secara terus menerus
memberitakan isu bahwa implan perusahaan tersebut tidak sehat dan membahayakan
kesehatan wanita, sehingga timbullah krisis yang mana menyebabkan reputasi
perusahaan Dow Corning jatuh (crisis
stage).
e. Tahapan
resolution (dormant stage).
Organisasi dapat mengatasi isu dengan baik sehingga isu diasumsikan telah
berakhir sampai seseorang memunculkan kembali dengan pemikiran dan persoalan
baru yang ternyata memiliki keterkaitan dengan isu sebelumnya. Dalam kasus in,
isu yang berkembang sempat hilang atau tidak muncul lagi ke permukaan tetapi
kemudian muncul lagi dan perusahaan tidak dapat menanganinya sehingga membuat
perusahaan Dow Corning benar-benar berhenti beroperasi karena berbagai tunutan
hukum yang menjerat sehingga membuat perusahaan ini bangkrut.
Dari
kasus tersebut dapat kita lihat bagaimana pentingnya manajemen isu maupun
krisis oleh sebuah perusahaan untuk dapat mempertahankan citranya dengan baik.
Ketika perusahaan hanya memandang sebelah mana isu yang berkembang di
masyarakat hal tersebut akan berdampak sangat berbahaya bagi perusahaan itu
sendiri. Disinilah tugas Public Relations sebagai penghubung dengan publiknya
untuk mampu terus memonitor isu yang berkembang seputar perusahaan dan
bertindak cepat untuk menghendelnya agar tidak berkembang manjadi sebuah krisis
yang merugikan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono,
Rachmat. 2012. Public Relations &
Crisis Management. Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis &
Kaulitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
LaPlant,
Katie. 1999. The Dow Corning Crisis: A Benchmark; page 32. Academic Research
Library.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus