Komunikasi: Sistem Komunikasi Interpersonal
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Persepsi Interpersonal
Faktor-faktor personal dan
situasional yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain disebut persepsi
interpersonal. Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan
latar belakang budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek
atau peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli, dan persepsi kita
tentang stimuli itu kita sebut percept, maka percept tidak selalu sama dengan
distal stimuli. Proses subjektif yang secara aktif menafsirkan stimuli, disebut
Fritz Heider sebagai constructive process. Proses ini meliputi faktor biologis
da sosiopsikologis individu pelaku persepsi. Untuk tidak mengaburkan istilah
dan untuk menggarisbawahi manusia (dan bukan benda) sebagai objek persepsi, di
sini menggunakan istilah persepsi interpersonal. Persepsi pada objek selain
manusia kita sebut saja persepsi objek.
Ada
empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal. Pertama,
pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indra melalui benda-benda
fisik : gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur, dan sebagainya; pada
persepsi interpersonal, stimuli mungkin sampai kepada kita melalui
lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Kedua, bila menanggapi
objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu; kita tidak meneliti
sifat-sifat batiniah objek itu. Pada persepsi interpersonal, kita mencoba
memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita mencoba memahami
bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakan itu. Ini menjelaskan persepsi
interpersonal lebih sulit daripada persepsi objek. Ketiga, ketika kita
mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun tidak memberikan
reaksi emosional kepadanya. Dalam persepsi interpersonal, faktor-faktor
personal kita, dan karakteristik orang yang ditanggapi, serta hubungan. Kita
dengan orang tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderung
untuk keliru. Keempat, Objek relatif tetap, manusia berubah-ubah, persepsi interpersonal
jadi mudah salah.
Pengaruh
faktor-faktor situasional pada persepsi interpersonal
Deskripsi
verbal
Menurut Solomon E. Asch, kata yang
disebut pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Kata “kritis” pada
rangkaian pertama mempunyai konotasi positif; pada rangkaian kedua negatif.
Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primer effect. Pada
eksperimen yang lain, Asch membagikan daftar A da B di bawah ini kepada dua
kelompok.
Daftar stimuli A
Cerdas
Terampil
Rajin
Hangat
Teguh
Praktis
waspada
|
Daftar stimuli B
Cerdas
Terampil
Rajin
Dingin
Teguh
Praktis
waspada
|
Kedua daftar sama
kecualiyang keempat. Tanggapan terhadap A positif. Orang yang memiliki sifat
tersebut dianggap murah hati, bahagia, dan berkelakuan baik. Tanggapan terhadap
B negatif. Orang yang memiliki sifat-sifat tersebut dianggap tidak bahagia,
pelit, dan kurang populer. Kata-kata hangan-dingin telah mewarnai seluruh
kesan. Kata-kata ini merupakan central organizing trait. Menurut teori ini, ada
kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita tentang orang lain.
Namun dalam kenyataan jarang kita melukiskan orang dengan menyebut rangkaian
kata sifat. Kita biasanya mulai pada central trait, yang menjelaskan sifat
secara terperinci, baru melanjutkan pada sifat-sifat yang lain.
Petunjuk proksemik
Proksemik adalah studi tentang
penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan; istilah ini dilahirkan oleh
antropolog interkulturan Edward T. Hall. Hall membagi jarak kedalam empat corak
: jarak publik, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab. Jarak yang
dibuat individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat
keakraban diantara mereka. Bagaimana penanggap menyimpulkan sesuatu dari jarak
interpersonal ? Pertama, seperti Edwart T. Hall, kita juga menyimpulkan
keakraban seseorang dengan orang lain dari jarak mereka. Kedua, kita menanggapi
sifat orang lain dari caranya orang itu membuat jarak dengan kita. Ketiga,
caranya orang mengatur ruang mempengaruhi persepsi kita tentang orang tersebut.
Petunjuk kinesik
(Kinesic Cues)
Persepsi itu didasarkan pada gerakan
orang itu, pada petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehingga
bila petunjuk-petunjuk lain (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk
kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Karena petunjuk kinesik adalah yang
paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli
(disebut persona stimuli-orang yang dipersepsikan; lawan dari persona
penanggap).
Petunjuk wajah
Seperti petunjuk kinesik,petunjuk wajah
pun menimbulkan persepsi yang dapat diandalkan. Diantara berbagai petunjuk
nonverbal, petunjuk fasial adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan
persona stimuli.
Petunjuk
paralinguistik
Paralinguistik adalah cara bagaimana
orang orang mengucapkan lambang-lambang verbal. Jika petunjuk verbal
menunjukkan apa yang diucapkan, petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana
mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal,
dan interaksi. Bila perilaku komunikasi (cara bicara) dapat memberi petunjuk
tentang kepribadian persona stimuli, suara mengungkapkan keadaan emosional.
Petunjuk artifaktual
Petunjuk artifaktual meliputi segala
macam penampilan sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai,baju, tas,
pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Bila kita mengetahui bahwa
seseorang memiliki satu sifat (misalnya cantik-jelek), kita beranggapan bahwa
ia memiliki sifat-sifat tertentu (misalnya periang atau menyedihkan); ini
disebut halo effect. Bila kita sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung
melihat sifat-sifat baik pada orang itu; dan sebaliknya. Petunjuk verbal bukan
tidak berperan. Yang dimaksud dengan ppetunjuk verbal ialah isi komunikasi
persona stimuli, bukan cara. Misalnya, orang yang menggunakan pilihan kata-kata
yang tepat, mengorganisasikan pesan secara sistematis, mengungkapkan fikiran
yang dalm dan komprehensif, akan menimbulkan kesan bahwa orang itu cerdas dan
terpelajar.
Pengaruh
Faktor-Faktor Personal pada Persepsi Interpersonal
Pengalaman
Pengalaman tidak
selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui
rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.
Motivasi
Motif personal
lainnya yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk
mempercayai dunia yang adil.
Kepribadian
Dalam psikoanalisis
dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah
mengeksternalisasikan pengalaman sujektif secara tidak sadar. Pada persepsi
interpersona, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang ada pada
dirinya, yang tidak disenanginya. Ini disebut leniency effect. Pada tahun
1950-an, sekelompok ilmuan di Universitas California de Berkeley melakukan
penelitian intensif tentang kepribadian otoriter atau authoritarian
personality. Kepribadian otoriter adalah sindrom kepribadian yang ditandai oleh
ketegaran berpegang pada nilai-nilai konvensional, hasrat berkuasa yang tinggi,
kekauan dalam hubungan interpersonal, kecendrungan melemparkan tanggung jawab
pada sesuatu di luar dirinya, dan memproyeksikan sebab-sebab dari peristiwa
yang tidak menyenangkan pada kekuatan di luar dirinya. Manusia secara sadar
berusaha menampilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin. Inilah yang
disebut Erving Goffman sebagai self-presentation (penyajian diri). Proses persepsi
interpersonal disebut sebagai proses pembukaan kesan (impression formation).
Proses Pembentukan
Kesan
Stereotyping
Stereotyping ini
mungkin yang menjelaskan terjadinya primacy effect dan halo efect. Primacy
effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena
kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula Halo effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah
mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada kategori itu sudah disimpan
semua sifat yang baik.
Implicit Personality
Theory
Setiap orang mempnyai
konsep tersendiri tentang sifat-sifat apa berkaitan dengan sifat-sifat apa.
Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membentuk kesan
tentang orang lain. Teori ini tidakpernah dinyatakan, karena itu disebt
implicit personality theory.
Atribusi
Atribusi adalah
proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat
pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Secara garis besar ada
dua macam atribusi : atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran. Yang lebih
dikenalsebenarnya teori atribusi dari Harold Kelley. Menurut Kelley, kita
menyimpulkan kausalitas internal atau eksternal dengan memperhatikan tiga hal :
a.
Konsensus : apakah orang lain
bertindak sama seperti penanggap
b.
Konsisten : apakah penanggap
bertindak yang sama pada situasi yang berbeda
c.
Kekhasan : apakah orang itu
bertindak yang sama pada situasi lain, atau hanya pada situasi ni saja. Menurut
teori Kelley, bila ketiga hal itu tinggi, orang akan melakukan atribusi
kausalitas eksternal.
Sekarang, bagaimana
kita dapat menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau munafik (atribusi
kejujuran), menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne, kita akan memperhatikan dua
hal :
1.
Sejauh mana pernyataan orang itu
tentang menyimpang dari pendapat yang populer dan diterima orang.
2.
Sejauh mana orang itu memperoleh
keuntungan dari kita dengan pernyataannya itu.
Dagangannya, karena ia memang mencari
keuntungan, kita yakin teman kita jujur bila ia menyatakan pendapat yang
sebenarnya akan merugikan kita.
Proses pengolahan
Kesan (Impression Management)
Kesulitan persepsi juga timbulkarena
persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk
menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. Erving Goffman menyebut proses
ini pengelolaan kesan.
Peralatan lengkap
untuk menampilkan diri disebut front. Penampilan berarti menggunakan petunjuk
artifaktual
Konsep Diri
Gambaran penilaian
diri disebut konsep diri. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai
“those physical, social, and psychological perception of ourselves that we have
derived from experiences and our interaction with others”. Jadi, konsep diri
adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini
boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Konsep diri meliputi apa yang anda
fikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Ada dua komponen konsep
diri : komponen kognitif dan komponen afeksi. Dalam psikologi sosial, komponen
kognitif disebut citra-diri (self image), dan komponen afeksi disebut
harga-diri (self esteem).
Orang lain
Kita mengenal diri
kita dengan mengenal orang lain lebih dahulu. Tidak semua orang lain mempunyai
pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu
orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. Goerge Herbert Mead menyebutkan
mereka significant others-orang lain yang sangat penting. Richard Dewey dan W.
J. Humber menamainya affective others-orang lain yang dengan mereka kita
mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah secara perlahan-lahan kita membentuk
konsep diri kita.
Punya sumber bukunya nggak? Saya lagi mau melakukan pemelitian ttg atribusi. Makasih :)
BalasHapus1. Dedy Mulyana. 2005. Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
BalasHapus2. Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya
3. Little John. 1999. Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company
bagus tulisannya tapi lebih bagus lagi kalo tulisannya diselesain
BalasHapus